Tentu membangun keluarga bukan hal yang mudah, banyak konflik yang datang silih berganti. Diantaranya adalah hubungan dengan mertua. Dalam keluarga budaya timur, berselisih paham dengan mertua adalah hal yang umum. Yang perlu Bunda cermati adalah bagaimana menjaga “cuaca" antara Bunda dan mertua, mengenali potensi konflik yang ada dan memahami bagaimana memberikan respon yang tepat apabila terjadi konflik.




Berikut adalah 6 tips kami untuk “berdamai” dengan mertua:

1. Berikan perhatian khusus kepada mertua. Salah satu bentuk perhatian yang dapat Anda dan suami berikan adalah dengan cara meluangkan waktu bersamanya. Dengan cara ini Anda pun bersedia “berbagi” suami untuknya.

2. Bersikap adil terhadap ibu mertua maupun ibu kandung. Memberikan perhatian yang sama kepada ibu mertua dan ibu kandung menjadikan Bunda sebagai individu yang dapat dipercaya, baik dimata mertua maupun suami.


3. Berbicara jujur kepada ibu mertua, meskipun itu akan menggangu perasaannya. Bersikap jujur akan menumbuhkan rasa hormat kepada mertua Bunda.


4. Jangan “mengadu” kepada suami. Ada hal-hal yang dianggap sebagai urusan “wanita” yang tidak perlu dibicarakan kepada suami khususnya yang berhubungan dengan mertua. Biarlah ini menjadi pembicaraan ataupun diskusi antara Bunda dan mertua saja. Hal ini membuat mertua Bunda merasa dihargai sebagai ibu dari suami Bunda.

5. Menghadapi konflik, baiknya Bunda bersikap rasional. Temukan akar permasalahnya dan jangan terpancing emosi sesaat. Diam merupakan sikap yang bijak tetapi diam selamanya tidak akan merubah apapun, oleh sebab itu dalam kondisi tenang ajaklah mertua berbicara empat mata mengenai permasalahannya.

6. Bicarakan dengan suami mengenai sikap yang akan diambil oleh Bunda apabila terjadi konflik dengan mertua. Komunikasikan skenario terburuk dengan suami, simulasi ini mempersiapkan Bunda untuk bisa mengambil sikap terbaik.